Langsung ke konten utama

Postingan

Hitam Pekat

Postingan terbaru

Oh... Tuhanku

Tuhan...Oh.. Tuhanku yang Maha Agung Sang Penyayang hingga pasir pun mengaku Sang Pengasih hingga laut pun terkasih Ohh.. Tuhanku ... Tuhanku Tuhanku yang Maha Esa Tak ada Satu Kekuasaan yang melebihi kekuasaanmu Engkaulah Yang Maha Hidup hingga tak ada satu pun yang hidup Ohh.. Tuhanku... Oh.. Tuhanku   Aku ingin hidup seribu tahun lagi Demi Engkau yang Maha Hidup Aku ingin hidup seribu tahun lagi Demi Engkau Yang Maha Pengasih Mohon ampuni Hamba              

Aku seorang yang dewasa

Aku seorang yang dewasa Menatap takdir hingga aku mengejar hingga sampai titik kesuksesan Aku seorang yang dewasa Tak pelak lagi, semua mata tertuju padaku, menatap kagum atau penuh kedengkian Aku seorang yang dewasa Harta benda tak diragukan lagi bagai lautan emas ada di genggamanku Aku seorang yang dewasa Rakyat jelata, miskin papa, mengais di depanku berharap butiran pasir tuk diberi padanya Aku seorang yang dewasa Menangis orang merana meminta belas kasihanku, bahkan antrian yang bergilir hanya untuk melihatku Ha..ha... Aku seorang yang dewasa Dalam senyap aku berbangga.. Ha ha Dalam senyap aku bernafas Dalam senyap pula aku dikubur dalam senyuman orang orang disekitar                

Merajut Asa

Detik kian cepat meranggut kasih yang sedang dalam masa genting Tak pelak lagi sampai menjerit hati dan pilu dalam luka Tak sungkan layaknya gorokan duri pisau dicabut sampai tunas tunasnya Bagai sembilu hantaman dasyat bersatu dalam senyap per detik Tak   tertahan lagi, bagai punuk merindukan asa, rasa yang hilang dalam tarikan panjang Aaaarghhhhhh.... Sungguh rasa nan malang bagi serpihan serdadu dalam satu waktu Rasa yang kian buncah, merana, Aaaahhh.. tak bisa berkata Hanya tetesan air bening tak kuasa bertahan Mengalir indah dalam lautan pangkuannya   Detik yang sama, ingatan yang lama berlari berkejar beradu berebut tempat Untuk mengusik seonggok nyawa yang   berkelana dalam diam Manis pahit, hitam, kelam, tak tahu dan sangat takut Entah suka atau duka yang akan datang menghampiri Menyelimuti nyawa yang kian berlari Bertemu Sang Ilahi            

Aku Dia atau Engkau?

Aku dan Sepotong Kisah Tua Tentang aku dan dia Tetap bertemu dalam suka duka rindu dan cinta Tetap beradu asa dalam kenang pahit indah semi atau gugur Tetap indah walau suram kini tak terbendung nyawa Tetap durja walau indahnya semi kian datang melanda Tetap tenang walau ombak datang meringkuk dan mengadu dalam hening disatu padu Ini tentang aku dan Sepotong Kisah Tua Tentang dia nun jauh di baka Tenang dalan durja Senang dalam luka Ya.. ini tentang nya, tentang kau .. Atau mungkin tentangku.. Akankah kita bertemu lagi Saat bersama dan damai sekarang atau di alam baka              

Detik dan Tua tak Tahu Menahu

Detik berfikir dan terus mencari celah Bahkan terus berganti mencari mangsa Satu dua tiga telah tunduk dalam pangkuannya Kadang marah, sedih, terusik atau bahagia Hingga sampai ada yang tertawa senang akan segera bertemu dengan Cintanya   Kini detik kian terus mencari celah untuk menggempur kakek tua yang tak tahu menahu Dasar detik tak berperasaan, bagaimana bisa dia mengancam Kakek tua yang bahkan tak tahu kursinya Reyot Atau bahkan ada sepasang rayap memadu kasih diatas Reyotnya kursi tua Detik kian tertawa menatap pemandangan indah Adakah dia sadar? Hahaha.. Bahkan adakah dia berfikir akan detik ini Lihatlah... Lihat kakek Tua sedang tersenyum tak tahu menahu akan adanya detik Menatap kosong tetapi tetap tersenyum hingga detik pun meluncur untuk menyapa Pada senyap yang dia bawa, dia pulang tak tahu menahu apa yang terjadi Bahkan rayap pun pergi takut adanya detik yang membawa terbang penghuninya.  

Permata di Laut Biru

Hempasan ombak berganti berebut mengejar angin yang lari kian menjauh Ombak masih terus giat mengejar hingga nafasnya tetap stabil atau kadang buncah Masih dengan pola pikir yang sama Masih dengan laut atau bumi yang sama Permata indah seakan mengerjap nun jauh di bawah sana Cangkangnya terbuat dari buntalan besi atau tembaga seberat ribuan ton Akankah ada yang bisa mengusiknya? Kini permata sudah bisa tersenyum menghadap apa yang diberikan kepadanya Seperti cinta, harta, atau kedudukan kelak Usikan usikan kini kian menghantam Ratapan dari atas kian terdengar merana Sampai habis air matanya tenggelam dalam kenangan pahit Tapi liat lah,   permata masih tetap enggan berhenti tersenyum Dia tetap senang gembira tertawa Hey... Bahkan dia kini hampir menendang Dia tahu apa yang akan terjadi padanya Pada denyut nadi atau cangkangnya Dia riang menerimanya hingga sampai waktunya Tetap tersenyum menghadap Tuhan Nya Hingga permata kian bersinar pada cahaya yan